Bagaimana
mungkin bisa, kita hidup tanpa manusia lain di muka bumi ini? Manusia, sejatinya
memang hidup sebagai makhluk sosial. Bukan berarti kita hidup dengan
bayang-bayang orang lain dan menjadi tidak mandiri. Menjadi makhluk sosial
artinya kita saling membutuhkan. Ya membutuhkan pertolongan, membutuhkan
perhatian, membutuhkan informasi, intinya adanya interaksilah di antara kita.
mungkin bisa, kita hidup tanpa manusia lain di muka bumi ini? Manusia, sejatinya
memang hidup sebagai makhluk sosial. Bukan berarti kita hidup dengan
bayang-bayang orang lain dan menjadi tidak mandiri. Menjadi makhluk sosial
artinya kita saling membutuhkan. Ya membutuhkan pertolongan, membutuhkan
perhatian, membutuhkan informasi, intinya adanya interaksilah di antara kita.
Lalu,
bagaimana ketika kita terjebak dalam sakit hati yang teramat dalam? Memaafkan,
mungkin menjadi kata yang mudah terucap namun sulit dilakukan. Boleh jadi saat
ini kita yang tersakiti, namun nanti bagaimana kalau kita yang secara sengaja
ataupun tidak sengaja menyakiti orang lain? Dan, bukankah kita juga ingin
dimaafkan oleh-Nya?
bagaimana ketika kita terjebak dalam sakit hati yang teramat dalam? Memaafkan,
mungkin menjadi kata yang mudah terucap namun sulit dilakukan. Boleh jadi saat
ini kita yang tersakiti, namun nanti bagaimana kalau kita yang secara sengaja
ataupun tidak sengaja menyakiti orang lain? Dan, bukankah kita juga ingin
dimaafkan oleh-Nya?
Ada yang
bilang manusia memang tempatnya salah dan khilaf. Tak ada manusia yang sempurna
di muka bumi ini. Lalu mengapa kita masih emosi dengan menyimpan amarah?
Baiklah, ini juga tidak mudah bagiku. Dipermalukan di hadapan umum oleh seorang
sahabat yang sudah ku percaya? Hmm, gak
cuma marah, rasa sesak di dada pun pasti ada. Kalau tidak ingat aku berada di
mana mungkin sudah ku libas dirinya. Aah
tetapi, lagi-lagi aku bersyukur karena tidak ada ilmu yang sia-sia selama kita
mau memakainya. Ilmu konseling serta pengembangan jiwa yang pernah ku kenyam
membuat aku bisa berkilah dan membuat suasana tetap santai dalam kondisi
demikian.
bilang manusia memang tempatnya salah dan khilaf. Tak ada manusia yang sempurna
di muka bumi ini. Lalu mengapa kita masih emosi dengan menyimpan amarah?
Baiklah, ini juga tidak mudah bagiku. Dipermalukan di hadapan umum oleh seorang
sahabat yang sudah ku percaya? Hmm, gak
cuma marah, rasa sesak di dada pun pasti ada. Kalau tidak ingat aku berada di
mana mungkin sudah ku libas dirinya. Aah
tetapi, lagi-lagi aku bersyukur karena tidak ada ilmu yang sia-sia selama kita
mau memakainya. Ilmu konseling serta pengembangan jiwa yang pernah ku kenyam
membuat aku bisa berkilah dan membuat suasana tetap santai dalam kondisi
demikian.
Terkejut
pastilah menjadi reaksi awal kala itu terjadi padaku, namun terus-terusan
terkejut tidaklah menyelesaikan masalah. Bagaimana pun the show must go on. Menghindar hanya akan membuat kita terlihat
lebih memalukan. Kita tidak akan tahu apa yang mereka perbincangkan
selanjutnya. Apakah mereka masih terfokus dengan kekonyolan kita atau sudah
berganti dengan topik lainnya. Dan ternyata mencoba tetap tenang dan menarik
nafas dalam selain dapat mengurangi sedikit kekikukan kita, juga dapat
mengendalikan tutur kata dan perilaku lho. Lantas, apakah serta merta selesai?
Tentu tidak, pasti kita akan masih sakit hati dan menggerutu. Namun cobalah
mengalah sesaat demi kebaikan nantinya. Kalau kamu punya stok lelucon, maka ini
bisa dikeluarkan sebagai senjata. Sedikit berguyon juga bisa membuat
teman-teman lain cepat melupakan apa yang telah terjadi. Dan pastinya hadapi
senatural mungkin saat di tempat kejadian.
pastilah menjadi reaksi awal kala itu terjadi padaku, namun terus-terusan
terkejut tidaklah menyelesaikan masalah. Bagaimana pun the show must go on. Menghindar hanya akan membuat kita terlihat
lebih memalukan. Kita tidak akan tahu apa yang mereka perbincangkan
selanjutnya. Apakah mereka masih terfokus dengan kekonyolan kita atau sudah
berganti dengan topik lainnya. Dan ternyata mencoba tetap tenang dan menarik
nafas dalam selain dapat mengurangi sedikit kekikukan kita, juga dapat
mengendalikan tutur kata dan perilaku lho. Lantas, apakah serta merta selesai?
Tentu tidak, pasti kita akan masih sakit hati dan menggerutu. Namun cobalah
mengalah sesaat demi kebaikan nantinya. Kalau kamu punya stok lelucon, maka ini
bisa dikeluarkan sebagai senjata. Sedikit berguyon juga bisa membuat
teman-teman lain cepat melupakan apa yang telah terjadi. Dan pastinya hadapi
senatural mungkin saat di tempat kejadian.
Kalau
nantinya kamu mau ngomel-ngomel sama orang yang sudah mengecewakan tersebut,
silakan saja tapi lakukan secara anggun ya. Karena kita tahu rasanya sakit hati
dipermalukan di depan umum. Maka jangan lakukan hal demikian terhadapnya.
Keluarkan saja semua uneg-uneg kamu terhadapnya di belakang layar.
nantinya kamu mau ngomel-ngomel sama orang yang sudah mengecewakan tersebut,
silakan saja tapi lakukan secara anggun ya. Karena kita tahu rasanya sakit hati
dipermalukan di depan umum. Maka jangan lakukan hal demikian terhadapnya.
Keluarkan saja semua uneg-uneg kamu terhadapnya di belakang layar.
Lalu,
bagaimana dengan aku dan sahabatku itu kini? Yah kami masih menjadi teman yang
baik. Dan aku memilih tidak menegurnya karena perbuatannya itu. Tidak menegur
di sini bukan aku tidak mau mengajak mengobrol namun aku memilih tidak
memberitahunya rasa sakit hatiku. Aku kasihan dan ingin membiarkan ia terbebas
dari rasa bersalah. Yah, memang antara kasihan dan bodoh ini hanya beda tipis
dalam mataku. Namun itulah sikap yang memesona bagiku. Yang bagaimana? Ya yang
seperti judul di atas. #Memesonaitu kala kita mampu memaafkan orang yang telah
menyakiti kita dan kita bisa senatural mungkin berinteraksi dengannya tanpa ada
lagi rasa sesak di dada.
bagaimana dengan aku dan sahabatku itu kini? Yah kami masih menjadi teman yang
baik. Dan aku memilih tidak menegurnya karena perbuatannya itu. Tidak menegur
di sini bukan aku tidak mau mengajak mengobrol namun aku memilih tidak
memberitahunya rasa sakit hatiku. Aku kasihan dan ingin membiarkan ia terbebas
dari rasa bersalah. Yah, memang antara kasihan dan bodoh ini hanya beda tipis
dalam mataku. Namun itulah sikap yang memesona bagiku. Yang bagaimana? Ya yang
seperti judul di atas. #Memesonaitu kala kita mampu memaafkan orang yang telah
menyakiti kita dan kita bisa senatural mungkin berinteraksi dengannya tanpa ada
lagi rasa sesak di dada.
Yah
memaafkan memang bukan hal yang mudah, namun cobalah renungkan, bukankah kita
juga ingin dimaafkan oleh Yang Maha Kuasa?
memaafkan memang bukan hal yang mudah, namun cobalah renungkan, bukankah kita
juga ingin dimaafkan oleh Yang Maha Kuasa?
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai
kelebihan dan kelapangan di antara kalian bersumpah bahwa mereka (tidak) akan
memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan
orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan
berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin bahwa Allah mengampuni kalian? Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QSAn Nur ayat 22)
kelebihan dan kelapangan di antara kalian bersumpah bahwa mereka (tidak) akan
memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan
orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan
berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin bahwa Allah mengampuni kalian? Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QSAn Nur ayat 22)
Memaafkan
sejatinya memang bukan untuk mereka tapi justru untuk kebaikan diri kita
sendiri. Masih perlukah alasan lain untuk menolak memaafkan?
sejatinya memang bukan untuk mereka tapi justru untuk kebaikan diri kita
sendiri. Masih perlukah alasan lain untuk menolak memaafkan?
9 Comments. Leave new
bagiku tetap tak semua hal harus dimaafkan. hehehe
Hehee.. Monggooo, feel free om 🙂
Tulisan tersebut juga sebenarnya untuk pengingat diri saya pribadi ^.^
Idem mak, tidak ada untungnya menyimpan dendam, saya juga memilih untuk memaafkan daripada sesak mengingat setiap kesalahan dan bikin penyakit, hhihi… inspiratif mak
hai mak Eni.. iya saya juga terus belajar utk bisa memaafkan. Semoga Allah juga memaafkan kesalahan-kesalahan kita ya mak
sulit juga mbak. terus terang buat saya ini berat sekali kalau terjadi kepada saya.
tapi mungkin waktu bisa mengobati hubungan yang terganggu menjadi baik lagi.
Aamiin.. Saya juga masih belajar mbak. semoga ke depannya hubungan kita dengan siapapun itu baik-baik saja ya.. 🙂
Besar hati sekali mbak..
Kalo aku susah e mbak..biasanya aku tipe kapok an, dan klo merasa sudah pernah tersakiti…aku akan ingat itu..dan susah klo kemudian kembali ke netral..
saya pun masih belajar mba, tulisan itu sebagai pengingat diri sendiri 🙂
soalnya kalau aku suka gak tenang sendiri macam gelisah gitu. hee …
Bagikuh Maemaafkan insyaallah bisa yg susah bersikap senatural mungkin hihihi