Enam bulan sudah virus corona mewabah di bumi Indonesia. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Mulai dari kampanye kesehatan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan disiplin hingga pemberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Imbauan untuk menggunakan masker, rutin mencuci tangan bila hendak menyentuh wajah, hingga menjaga jarak terus gencar disuarakan. Sayangnya hal yang terlihat sepele ini banyak diabaikan oleh masyarakat. Seolah yang tak tampak itu tak ada. Padahal tidak demikian.
Akibatnya laju kasus terkonfirmasi COVID-19 kembali melonjak saat pemberlakukan new normal kemarin. Maksud new normal untuk tetap memberikan nafas bagi perekonomian sayangnya justru membuat sebagian orang merasa corona telah berlalu dan abai pada protokol kesehatan.
Perkantoran menjadi salah satu cluster penyebaran virus corona terbanyak. Meski jumlah orang dalam suatu ruangan telah dibatasi, namun bila ventilasi udaranya tidak baik dan terjadi dalam durasi yang lama, maka bila ada orang yang tanpa gejala (COVID-19) di ruangan tersebut bisa dengan mudah menularkan pada yang lain.
Penting diketahui, bahwa bila terdapat gejala-gejala menyerupai Covid-19, sebaiknya segera memeriksakan diri. Dengan demikian bisa dilakukan langkah perawatan selanjutnya, apakah memang negatif, atau cukup Isolasi mandiri atau perlu perawatan lebih lanjut.
Mengenal Pemeriksaan Covid-19
Saat ini, ada dua jenis pemeriksaan yang umum dilakukan untuk mendeteksi adanya virus corona, yakni Rapid Test dan Swab-Test atau PCR Test.
Rapid Test
Rapid Test dilakukan dengan mengambil sample darah dan pemeriksaan ini hanyalah untuk skrining. Artinya pemeriksaan ini bukanlah untuk menentukan diagnosa pasti COVID-19.
Metode rapid test digunakan untuk memeriksa virus menggunakan antibodi IgG dan IgM yang ada di dalam darah. Saat tubuh mengalami infeksi virus maka antibodi tersebut akan terbentuk.
Jadi, jika di dalam tubuh terjadi infeksi virus, maka jumlah IgG dan IgMnya akan meningkat. Hasil rapid test ini bisa memperlihatkan adanya IgG atau IgM dalam darah. Jika ada infeksi virus, maka rapid test bisa menunjukkan hasil reaktif.
Perlu diketahui, pembentukan antibodi IgM dan IgG membutuhkan waktu 2 hingga 4 minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh. Oleh karenanya, hasil rapid test baik reaktif maupun non-reaktif dianjurkan untuk memeriksa pemeriksaan lanjutan yakni dengan SWAB-PCR atau PCR Test.
PCR-Test
PCR Test dilakukan dengan mengambil sampel dahak, lendir, atau cairan yang umumnya dilakukan pada area nasofaring (bagian antara hidung-tenggorok) dan orofaring (bagian antara mulut-tenggorok).
Pemeriksaan ini hanya memakan waktu sekitar 15 detik dan tidak menimbulkan sakit. Namun untuk mengetahui hasilnya membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari. Berbeda dengan rapid test yang hasilnya bisa diketahui 10-15 menit setelah pemeriksaan.
PCR Test ini dilakukan untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi SARS-COV-2 penyebab Covid-19 atau tidak.
Bila kalian mengalami gejala umum infeksi Covid-19, seperti demam, batuk, sesak nafas, ditambah pernah kontak dengan pasien COVID-19 sebaiknya lakukanlah pemeriksaan PCR-Test untuk mengetahui diagnosa pastinya.
Temukan PCR Test Terdekat
Kini melalui aplikasi Halodoc, kita dapat mengetahui dengan mudah lokasi PCR Test yang ada di sekitar kita. Tak hanya itu kita juga bisa mengetahui harga, jarak terdekat, dan membuat janji dengan mudah. Bahkan di aplikasi Halodoc kita juga bisa berkonsultasi dengan para dokter profesional.
So, bila terdapat gejala yang menyerupai Covid-19, jangan khawatir atau ragu memeriksakan diri ya. Justru ini merupakan tanda kepedulian terhadap keselamatan diri dan orang lain. Stay save and stay healthy, all.