Awalnya kami juga tidak tahu sih tentang keberadaan hotel ini. Hanya saja, karena ada suatu keperluan di daerah Bintaro, jadilah kami mencari-cari hotel atau penginapan di kawasan tersebut. Santika, Astera, juga Aviary ternyata penuh untuk tanggal yang kami inginkan. Heuheuu, apalagi ya hotel yang dekat kawasan bisnis Bintaro tersebut.
Saya pun akhirnya mencoba membuka sebuah situs pemesanan hotel ternama di Indonesia. Delapan huruf berawalan T, hahaa.. Alhamdulillah, masih ada satu kamar hotel di daerah Bintaro yang bisa kami booking di sistem tersebut. Tanpa berlama-lama diskusi akhirnya kami deal dengan Safwah Bintaro Hotel ini. Ternyata setelah saya lihat beberapa review yang ada, dulunya hotel ini adalah sebuah guest house. Yang bikin saya memutuskan oke nginep di sini adalah lokasinya yang memang dekat dengan acara, foto-fotonya yang terlihat cukup menarik, juga konsep syariahnya itu yang bikin penasaran.
Sebetulnya kalau pakai google maps tidak sulit sih mencari lokasi ini, letaknya memang menyatu dengan pemukiman warga. Namun mereka punya security sendiri sih jadi insya Allah aman.
Lahan parkirnya cukuplah dengan kapasitas kamarnya. Tempatnya rindang karena banyak pepohonan. Namun sayangnya agak sedikit becek kalau pas hujan karena sebagian lahan parkirnya masih tanah.
Lobby hotelnya sendiri cukup luas, namun banyak pemanfaatan ruang yang kurang efisien. Padahal daripada jadi ruang kosong lebih baik dijadikan kids corner, haha #ngarep …
Awalnya saya sudah membayangkan kamar hotelnya yang menghadap taman. Sayangnya kamar tersebut penuh, jadilah kami menempati kamar di sisi sebelahnya, hiks tanpa pemandangan taman impian.
Kamarnya sendiri cukup luas, tersedia televisi juga wifi. Gula, kopi, dan teh juga ada tapi tanpa ketel pemanas airnya. Dan Karena ini hotel syariah jadi tersedia juga alat solat wanita, sajadah, dan Alquran. Rate kamar kami 450k/malam sudah termasuk breakfast.
Oya, sebetulnya kamar ini cukup baik sayangnya untuk atap kamar mandinya tampak ada sedikit celah, heuehuu … Semoga next ada perbaikan.
Breakfastnya sendiri standar sih ada nasi goreng, mie goreng, juga ayam goreng, haha semua serba digoreng.. Rasanysa, hmm … so-so. Yang mau roti-rotian juga ada. Sekadar teh, kopi, dan jus pun disediakan. Ohya saat itu anak saya mau roti panggang dioles gula, sayangnya gak ada butter, jadi dengan tanpa rasa malu kami coba minta saja ke dapurnya, haha … waitresnya baik banget, kami dikasih margarin banyak banget.
Suasana hotel ini sangat teduh, temanya seperti ingin menyatu dengan alam gitu deh. Bahkan di dalam hotel saja ada pohon yang sengaja dibiarkan tumbuh. Mungkin kalau di hotel-hotel lain keberadaan pohon itu sudah ditebang. Di sekitar hotel ini adalah pemukiman warga. Sisi belakang berbatasan dengan perumahan mewah, sementara sisi depan menyatu dengan warga sekitar.
Secara keseluruhan sebetulnya hotel ini asyik. Servicenya sendiri cukup memuaskan, staffnya ramah dan murah senyum. Hanya saja karena perihal kamar mandi tersebut kayanya kami akan mikir dua kali kalau untuk kembali ke sini. Eh tapi mungkin saja nanti sudah ada perbaikan, baiknya sih kroscek dulu sebelum menginap, tanyakan atau pilih kamar lain, mungkin saya aja yang saat itu kurang beruntung.
Hihii sekalian promo buku terbaru 🙂 |
Okey, cukup sekian reviewnya untuk hotel kali ini. See you on next review.
9 Comments. Leave new
Bukunya bisa beli dimana? salfok hahaha
Mbak, itu ada kopi, gula, teh tapi nggak ada ketel terus air panas dari mana ya?
Tapi, so far kayaknya adem dan tenang hotelnya..:)
Bukunya bisa pesan di saya langsung mba 🙂
Nah, itu dia karena saya juga gak suka teh dan kopi jadi gak saya pakai. Ditelp kalau perlu sepertinya 😀
Wahhh Bintaroooo. Deket ama rumah saya Bun ��
Whuaa iyakah mba? Tahu gitu kita ketemuan yukks.
Mantap nih mba, sekalian promo buku…
Hehe iyaa. Kan kata teteh penulis harus bawa buku kemana-mana, heheh..
pohon di dalam ruangan itu bikin menarik hati. makasih infonys mbak..
Kamar mandinya memang buat kapok untuk datang lagi ke sana ya…
Jadi takut ke kamar mandi, takut ada yang ngintip hihihi
ini salah satu bentuk soft selling untung mbak dwi nggak sekalian promoin buku 🙂