Menemukan Keseimbangan Hidup
Halooo… Lama gak update, rindu banget sama rumah ini. Padahal rasanya banyaaaaak banget yang pengen diceritakan cuma bingung aja yang mana, terus bagaimana memulainya.
Huhu… Ntahlah seminggu ini aku ngerasa lelah aja, apalagi setelah ikut Moms Recharge Sessionnya Raden Prisya. Hati jadi lebih lega dan lebih enteng sih. Tapi setelah itu aku ngerasa kaya capek banget. Kok? Aku juga nggak paham ya. Jadi di acara tersebut ada sekitar 4 atau 5 sesi meditasi gitu deh dan di setiap sesi itu aku nangis bombay euy.
Energiku kayanya banyak terkuras di sana. Gapapalah demi membuang energi negatif dan membentuk aku yang baru. Oya, udah gitu ya aku pulangnya jalan dong dari Sinou Kafe ke stasiun MRT Blok A. Aku lihat maps cuma 10 menit sih mustinya nggak capek-capek banget kan ya dan aku lihat di smartwatch juga sekitar 2000an langkah aja.
Apa iya ini karena aku abis meditasi ditambah jalan kaki terus naik turun tangga, pleuuus cuaca siang hari itu yang lagi tetik-teriknya? Ntahlah, alhamdulillah sekarang aku sudah merasa lebih baik, bisa lebih santailah memaknai suatu peristiwa.
Perjalanan Menemukan Keseimbangan Hidup
Terus aku mau cerita apa sih? Awalnya aku mau kasih judul mencari keseimbangan hidup. Cuma setelah aku pikir-pikir, kalau mencari itu kesannya dari tidak ada lalu dicari supaya ada. Padahal Allah telah menciptakan kita dengan sebaik-baik penciptaan. Maka fix aku ganti jadi menemukan Keseimbangan Hidup.
Seperti kunci yang hilang lalu ketemu. Sebetulnya ada kan, kitanya aja yang nggak ngeh naruhnya di mana.
Baiquelah, jadi begini kalau kalian pernah baca tulisanku tentang Insomnia, ini yang jadi semacam turning point aku dalam menjalani hidup. Bayangin Insomnia 4 hari bok (tapi ini duluuu)! Nggak enak Bangetlah pokoknya.
Dari situ aku semacam mengurai benang kusut, mengambil sehelai lalu dilepaskan, kemudian diluruskan, dan mengulanginya teruuuus sampai semua yang awalnya kusut sudah terurai dengan baik.
Awalnya aku nggak tahu harus mulai dari mana. Intinya saat itu adalah aku cuma pengen Insomniaku sembuh. Alhamdulillah setelah melalui berbagai pencarian alias ikhtiar, atas izin Allah aku sembuh dan kini tak takut lagi menghadapi malam.
Good Food Good Mood!
Memperbaiki pola makan ke healthy food adalah langkah awal yang aku kerjakan. Cuma dulu sebatas bahan-bahan saja. Sekarang nggak cuma itu, mulai memperhatikan pula alat masaknya, cara memasaknya, hingga cara penyajiannya. Terkesan ribet ya, tapi aslinya nggak kok.
Aku (baca: mbak yang bantuin) masak bisa dibilang 3x sehari. Kaget ya? Haha… Jadi emang aku dan suami suka makanan yang masih fresh. Daripada sore beli kan, menurutku lebih baik masak.
Supaya gak capek biasanya aku minta si mbak, supaya siang motong2 sayurnya sekalian banyak buat sore, tapi yang dimasak saat itu secukupnya aja kira-kira supaya sekali abis.
Kalau lauknya kadang masak saat siang aja sekalian buat sore, tanpa dipanasin lagi. Jadi hangat-hangatnya ya dari sayur dan nasi aja.
Kalau sarapan biasanya selain potong-potong buah juga bikin sayur tumisan sama telor yang setiap hari beda-beda penyajiannya kadang dikecap, balado, dadar, ceplok, suka-suka aja deh.
Kalau sudah hapal ritmenya, mbakku biasa nyiapin sarapan sekitar 45 menit. Begitu pun dengan masak siang, kalau sore lebih cepat lagi paling 15 menit kelar.
Kalau ditanya manfaatnya apa, jawaban aku adalah… Aku cuma ingin memberikan yang terbaik buat tubuh sebagai bentuk menjaga amanah yang sudah Allah berikan.
Ibaratnya kita dititipkan suatu barang oleh seseorang, pasti kan maunya kita jaga dong. Nah apalagi ini tubuh kita pemberian yang begitu sempurna, gratis pula dari Allah Ta’ala yang sangat canggih kaya sayang aja kalau dirusak. Efek positifnya ke aku adalah perut lebih nyaman dan wasirku sembuh, intinya adalah manfaat sehat. Alhamdulillah atas izin Allah tentu saja.
Aku bertahap mulai ikuti konsep Clean eating dan JSR Zaidul Akbar. Karena menurutku ini dua konsep pola makan yang saling mendukung dan sejalan.
Spiritual Menjadi Landasan Penting
Memang aku sudah mulai ubah pola makan sejak kurang lebih 3 tahun ini. Tapi nggak tahu deh, dulu (sebelum ikut self healing) emosi kadang nggak bisa ditahan. Misalnya aja marah ke anak terus nyesel, ya begitu.
Nah kemudian masa-masa Insomnia waktu itu yang akhirnya menggerakkan aku untuk rukyah Mandiri. Masya Allah ini efeknya luar biasa. Awalnya ya takut, takut under control aja. Namun bismillah, aku paksakan aja, pasrah sama Allah. Alhamdulillah Insomnia akut waktu itu sembuh.
Ada tulisan menarik dari Coach Sofyan, Founder Kelas Afirmasi Online terkait emosi dan spiritual. Aku kutipkan di sini ya…
Gangguan Emosi
Para ahli banyak yang tahu bahwa emosi disebabkan pemaknaan terhadap sebuah peristiwa secara intens.
Pemaknaan ini bisa positif sehingga menimbulkan emosi positif seperti bahagia, bisa juga negatif sehingga menimbulkan emosi negatif seperti marah.
Lalu para ahli pun sepakat bahwa dengan menetralkan makna terhadap peristiwa, dapat membantu seseorang melepas emosi negatifnya.
Tapi sedikit yang tahu bahwa makna-makna itu muncul bisa karena gangguan jin. Itu sebabnya sekali pun sudah diterapi, ada saja makna negatif lain yang muncul tanpa seseorang bisa mengendalikannya.
Jin adalah makhluk halus dan hanya dipahami melalui ilmu agama. Tanpa agama, seseorang tidak bisa mendapatkan petunjuk apa itu jin.
Dampak kepada seseorang adalah merasa tidak bisa mengendalikan emosi. Kalau marah, sangat marah. Atau kalau sedih, sangat sedih sampai merasa diri sendiri tak berharga bahkan ingin – maaf- mati.
Muaranya tetap sama, emosi terjadi karena pemaknaan negatif terhadap sesuatu. Lalu jin memberi prasangka tambahan sehingga makna seseorang semakin negatif terhadap sesuatu, sehingga semakin marah atau sedih.
Orang tua yang mengalami gangguan jin mudah sekali untuk tersinggung dengan penolakan anak, mudah memarahi dengan keras atau main tangan.
Anak muda yang mengalami gangguan jin mudah sekali melampiaskan nafsunya, sekedar marah atau bahkan melampiaskan hasrat.
Intinya adalah jin mengajak atau mehembuskan prasangka bahwa “kamu wajar kok marah seperti itu.” Atau “hajar aja!”
Terapi emosi seperti ini tidak bisa melulu dengan metode terapi Barat, sebab mereka tidak mengenal istilah gangguan jin.
Metode terapinya harus dengan pendekatan agama dan untuk itulah agama itu ada. Menjadi penyelamat kepada ummatnya.
Dari kasus yang sering saya tangani, orang dengan emosi tinggi lalu melalukan ruqyah mandiri, reaksinya muntah bahkan sakit fisik.
Ini adalah bukti bahwa memang ada jin dalam tubuhnya yang selama ini menghembuskan prasangka negatif sehingga merasa benar untuk berbuat salah.
Bisa juga merasa benar dengan satu keputusan padahal salah. Kasus seperti ini sering saya temui pada orang yang selalu rugi dalam investasi atau bisnis sehingga bangkrut.
Salah satu indikasi orang dengan gangguan jin adalah bermimpi ketemu orang yang sudah meninggal, tujuan jin adalah mengirim pesan agar mempengaruhi keputusan orang yang diganggu ini.
Anda yang pernah mengalami ini, mimpi bertemu orang yang meninggal, silahkan cek apakah pernah membuat satu rencana bisnis tapi rugi dan berpola seperti itu.
Atau pernahkah merasa hidup susah sampai kemudian ingin teriak menyalahkan Allah.
Atau merasa tidak bisa mengendalikan emosi bahkan hasrat, inginnya dilampiaskan walau pun tahu itu salah.
Atau bisa jadi malas untuk ibadah, atau bahkan badan tidak nyaman saat dibawa untuk mengaji. Termasuk ngantuk saat pengajian.
Tujuan jin masuk ke tubuh seseorang, bila dia sudah berkeluarga adalah memisahkan suami istri. Jadi silahkan cek hubungan suami istri.
Bila ke anak muda adalah untuk membuatnya melampiaskan nafsu sebebas-bebasnya. Bila ke anak bisa membuat anak-anak mudah sakit sekedar demam sehingga orang tuanya menjadi gelisah.
Tujuan akhir adalah membuat seseorang memprasangkakan keburukan sebagai kebaikan, agar bisa menemani mereka di neraka.
Solusinya adalah lakukan ruqyah mandiri, saya rekomendasi baca Al Baqarah tamatkan 3 hari. Atau Anda boleh gunakan metode ruqyah lain sesuai ilmu yang pernah Anda dapatkan.
Intinya adalah emosi negatif tidak serta merta bisa diterapi dengan metode self healing dari Barat. Sebab mereka tidak mengenal fenomena ini.
Mari kembali ke ajaran agama masing-masing dan pegang kitab suci sebagai petunjuk hidup kita. Pemaknaan yang baik terhadap kitab suci, membuat hati ikhlas dan itu adalah kondisi dimana jin tidak bisa masuk ke dalam tubuh seseorang.
Menjadi ikhlas adalah kunci tidak pernah diganggu jin, saat yang sama adalah makna positif yang menghasilkan emosi positif seperti bahagia. Wallahualam.
Olahraga Bantu Mengolah Rasa
Suatu ketika aku lihat igstory temanku which is dia salah satu orangtua murid di kelas anakku juga sih. Saat itu si Emak ini sedang menunjukkan age metabolicnya yang lebih muda dari usianya. Di sana dia bilang intinya salah satu berkah olahraga adalah problem-problem dia dulu sudah terhempas manjah.. Mulai dari yang hair loss, acne, blablabla dan mataku tertuju pada kata depression and anxiety.
Langsung aja aku wapri dan kami cerita banyak. Dari situ kini aku mulai rutinkan olahraga, dari yang jalan kaki walau nggak 10K langkah at least tiap hari gerak Ditambah Workout di rumah bareng channelnya salsalivefit. Makasih ya Ceu Icha… Asli rekomen banget videonya, gerakannya mudah dan asyik diikuti.
Untuk workout ini karena index masa tubuhku udah normal, jadi fokusku adalah membentuk badan aja. Kaya latihan cardio juga yang membentuk badan sama latihan beban, sampai beli dumbell lho aku tuh, haha…
Dan efek workout ini asliii bener-bener bagus banget buat mood dan badan. Suamiku aja bilang Bun “*&&#&#&# kamu lebih kenceng sekarang hahaha… #sensoryes…
Aku biasa sih kalau nggak pagi (9-10) ya sore between jam 4-5an gitu deh. Kalau sore bareng anak jalan dan olahraganya. Yah gitu pasti ada gangguan tapi nggak apalah dibawa happy aja.
Oya aku pernah dapat saran dari siapa gitu, kalau bisa olahraga jangan malam. Karena saat malam we know lah ya pohon-pohon alias dedauan itu mengeluarkan CO2 maka bagus olahraga pagi-sore karena kaya oksigen.
Meditasi dan Lepaskan Emosi Negatif!
Setelah makan diatur, spiritual dijaga, olahraga dirutinin, nah emosi ini yang perlu dikelola. Alhamdulillah si Emak Cantik ngajakin aku buat ikut kelasnya Raden Prisya yang MRS itu lho.
Ini pengalaman pertama aku ikut terapi emosi secara offline. Kalau bicara online sih nggak usah dihitung, termasuk kelas parenting juga udah banyak aku ikuti. Tapi ya gitu dulu aku merasa nggak gampang menerapkan teori-teori para pakar. Ini juga yang jadi jawabanku saat ditanya waktu perkenalan mengapa ikut MRS, yah aku ngerasa kok sudah merubah semua dari makanan yang Healthy food termasuk nulis, ya sudah lebih baik sih tapi semacam ada yang belum tuntas aja. Btw, tapi bener lho efek nulis ini bagus banget buat terapi emosi. Istilah sekarang mah Journaling. Coba deh.
Oke balik lagi, setelah semua memperkenalkan diri. Mba Prisya cerita sedikit mengenai MRS ini, kemudian nggak lama dimulailah sesi pertama. Langsung dong meditasi dengan dipandu beliau langsung. Pokoknya saat meditasi itu aku merasa udah nggak bisa membendung tangisku lagi, pecah juga lah pokoknya.
Bayangin 4 apa 5 kali meditasi gitu, yang aku inget ya mulai dari bersyukur, lalu kalau istilahku hooponopono atau menyayangi diri, kemudian membuang energi negatif melalui suara, juga afirmasi positif. Hampir semuanya aku nangis, ada yang nggak sih lupa sesi apa tapi lebih mengatur nafas aja.
Efeknya sih lebih lega iya, meski di aku kaya biasa aja, nggak yang Taraaa Berubah! Haha gak gitu juga. Aku ngerasa smooth banget tapi nyatanya alhamdulillah it works! Yang paling terasa itu sekarang aku bisa memaknai suatu peristiwa secara biasa saja. Misal ya kalau dulu aku bisa mellow berlebihan sampai deg-degan ketika orang mellow, sekarang ya sekadarnya saja.
Karena ya seperti yang coach Sofyan bilang, ketika ada gangguan jin maka bisa saja mereka membisikkan agar kita merespon sesuatu secara berlebihan. Efeknya ke emosi juga kan. Makanya spiritual dan emosi ini memang berkaitan sekali. Keduanya saling melengkapi.
Live in Balance!
Maaf ya ini saking banyak banget yang mau aku sampaikan. Meski sebetulnya ini adalah catatan buat pengingat aku sendiri. Tapi barangkali di antara pembacaku ada yang ngerasa kok hidup kaya di “stress mode” mulu, coba yuk kita telisik lagi hal-hal di atas tadi. Sudah seimbangkah semuanya?
Karena sebetulnya tubuh kita sudah disettting Allah dengan sebaik-baiknya penciptaan lho. Kaya misal stress, itu memang mekanisme normal tapi waktunya nggak lama mestinya.
Contoh, misal lagi di jalan terus tiba-tiba dikejar anjing. Pasti semua mekanisme untuk mempertahankan diri aktif alias masuk dalam stress mode tapi kan ini gak lama. Nggak sepanjang hidup dikejar anjing kan. Paling 5-10 menit terus kelar, ntah berhasil melarikan diri, ngumpet, atau si anjing capek. Tapi intinya nggak lama. Nah kebayang kalo tubuh disetting stress mode terus.
Padahal tahu sendirilah ya, bagaimana efek negatif stres berkepanjangan itu. Nggak usah aku jabarin di sini, nanti jadi panjang lagi, haha… Maka Yuk cek-cek lagi mana yang belum kita penuhi.
Jangan bilang “nggak usah stres”
Percayalah buat yang dalam dirinya masih ada masalah yang “belum selesai”, mengatakan jangan stress kepadanya itu nggak solutif. Orang pasti maunya juga nggak stres, tapi bagaimana caranya? Nah ini yang perlu solusi dan dicari akarnya, mulai dari spiritual, makanan, olahraga, hingga emosi negatif yang harus dikeluarkan.
Baiklah, semoga tulisan ini bermanfaat dan selamat menemukan Keseimbangan dalam hidup yaaa… Semangaaaattt…
21 Comments. Leave new
wah perjalanan menuju untuk menemukan “aku” agak ribet sih hehe
Begitulah ikhtiarku berdamai dengan diri, hihiii…
Alhamdulillah kalau insomnianya sudah sembuh dan mulai menemukan keseimbangan lagi
Kirain sedang sibuk apa kok Mbak Dwi melipir dari peredaran
Semoga sehat selalu ya…serita panjangnya ini bisa jadi reminder juga buat saya
Pengin kenceeeng juga ah!
Hihi emang lagi megang event cerpen juga sih… Dan nyelesaikan naskah… Makanya blognya melipir dulu… Aamiin… Sehat juga untuk mba Dian sekeluarga yaa…
Aku jadi tersentil baca ini, soalnya masih angot-angotan buat jaga pola makan dan olahraga. Ada aja alesannya. Harus kuatkan tekad ya.
Emotion healing gitu kali ya, Mak, modelnya. Pernah ikut tapi yang versi online yang diadain JA itu mak. Itu juga bantu aku banget buat lepasin emosi negatif dalam diri. Tapi, jadi pengen kepo juga sama meditasi ini. Nyari info kelasnya dulu kali ya biar enak
Aku juga kebanyakan ikut yang online, tapi kalo sdh ada praktik2 gitu yg offline insya Allah lbh ngebantu lagi mak.
Lama menghilang dari dunia persilatan, ternyata sedang sibuk mencari kunci, toh. Alhamdulillah kuncinya ketemu, hihihi …
Memang betul ya perut itu pusatnya kehidupan. Makanya mesti hati-hati memasukkan makanan ke dalamnya, mesti halal lagi thoyyib. Salah makan bisa menimbulkan hal-hal nggak bener.
Aku setuju bahwa kita tuh sudah diberi sebaik-baik yang Allah ciptakan. Masalah dalam hidup pasti akan ada, tapi menyikapinya ini yang akan membuat masalah itu berat ringan, besar kecil, atau jadi berat susah.
Oiya, aku termasuk yang suka menerapi diri dengan menulis. Eh, entah ya itu terapi atau apa. Tapi saat otak sedang sedih, marah, atau kecewa, aku melarikan diri dengan menulis. Tulisannya nggak melulu curhatan juga, tapi rasanya bisa membaik gitu mood-nya.
Buat aku pun atas izin Allah tentunya, menulis itu sangat membantu mengeluarkan emosi negatif ya.
Masya Allah, mbaaaak, keren banget. Di Bali kira2 ada nggak, ya?
Acara offline yang pernah aku ikutin cuma semacam Magnet Rezeki itu juga udah capek nangis hahaha
Aku baru tau loh kalo makanan itu ngefek juga, kukira cuma spiritual aja ya g bisa meredam stres berkepanjangan hahaha
Emak-emak mah kudu pinter ngredam stres, kalo nggak bisa ambyar dunia. Btw bener, nulis itu bagus banger ke jiwa.
Aku baca artikel ini dari semalam, nggak puas, aku baca ulang lagi tadi subuh, trs sekarang habis masak aku baca ulang lagi hahaha
I love you so much.
Ah tumbenan nih aku komen ikutan panjang
Ya ampuuun mba Wiiid… Semua karena Allah mba, gitulah kalo curhat haha ngalir aja bisa panjang gak berasa…
Setuju, spiritual menjadi landasan penting. Kalau semua kesusahan diadukan ke yang Maha Penyayang, insya Allah kita akan berada dalam rengkuhannya. Namun, tetap kita usaha juga, seperti yang dituliskan di artikel ini.
Secara kita hamba Allah ya Bun, mau bergantung ya sama Allah aja minta ditunjukkan jalan ikhtiar yang benar
Sebelumnya Dewi sdh baca ttg insomnia. Alhamdulillah saat kita bisa sembuh dan manjalani hidup menjadi lebih seimbang
Seperti mengayuh sepeda mba, tetap terus bergerak untuk menjaga keseimbangan. Mungkin ada kerikil, ada lubang, ban kempes, dll jadi musti diingat2 lagi bagaimana solusinya.
makasih rekomen olahraganya mak, aku sempat intip dan enak, aku download deh. Btw, FCku juga mulai kacau dan pengen mulai lagi dari awal nih, bismillah
Aku FCnya yg sama prinsipnya dgn eating clean aja mak, hehe… Lbh ke eating clean aja sih aku hahha…
Mbaaak. Aku bersyukur baca tulisan ini. Nampar banget. Pas banget karena saat ini memang lagi butuh charge energi positif. Thank youuu
Everything happens for a reason Mba. Nggak ada yang kebetulan, udah lama publish baru tergerak kmrn aja ngelist, hehe… Allah yang mengatur semuanya ya…
Aku tertarik mencoba yang rugyah mandiri itu, Mbak. Insyaallah mau coba membaca Al-baqoroh selama 3 hari, ya. Karena terkadang emosi-ku masih suka tinggi. Tengkyu for sharing, yaa
Sama2 Bundaaaa… Semoga kita bisa lebih pandai lagi mengelola emosi ya. Oya pernah dengar cara kelola emosi menurut dr. Aisha Dahlan, yaitu menerima, kemudian minta diangkat rasa tersebut, lalu istigfar sambil membayangkan emosi negatifnya keluar.
Harus seimbang antara kerja, ibadah dan jalan jalan he…