“Nuuuuun. Wal qalami wama yasthuruuun.
Demi pena dan apa yang mereka tuliskan.”
Bagi saya ayat pertama surat Al-Qalam ini memiliki arti yang begitu dalam. Inilah rambu-rambu yang saya pegang sebagai seorang penulis, namun demikian saya sangat menikmatinya. Di dunia menulis inilah saya banyak mendapat ilmu baru tentang hakikat kehidupan. Dulu, saya menganggap hidup itu ya seperti air, mengalir saja dari hulu ke hilir, bila terbentur tinggal belok atau menempati sesuai ruangnya. Padahal tidak semua air itu akan bermuara ke samudera luas nan indah, bisa saja ia bermuara ke tempat gelap, sempit, lagi menggenang.
Perjalanan hidup mulai dari menikah lalu menjadi ibu memberikan saya banyak pelajaran berharga. Berawal dari adanya harapan yang besar memiliki anak yang saleh-salehah merubah pandangan saya akan arti hidup sesungguhnya.
Sosok Hero Zaman Now
Bersyukur kemudian Allah pertemukan saya dengan orang-orang baik. Salah satu di antaranya ialah Heni Lestari (37 tahun). Dunia kepenulisan mempertemukan kami bukan hanya di dunia maya namun juga dunia nyata.
Sosoknya yang hangat dan keibuan begitu menginspirasi banyak orang. Bagaimana tidak, setiap Jumat ia bersama sang suami, Ahmad Rifai membagi-bagikan 200 nasi bungkus untuk dibagikan ke panti-panti asuhan dan masjid di daerah Batam.
“Mengapa harus capek-capek bungkus nasi mba?” tanya saya padanya.
“Aku tuh paling suka kalo dapet kiriman makanan dari tetangga atau temen gitu. Jadi aku ngebayangin aja kalo aku ngasih ke orang kayaknya mereka happy juga sama kaya aku.” Ujarnya sambil tersenyum lebar.
Ia pun memulai niat baik ini dari hal yang sangat sederhana. Dengan dana terbatas ia dan teman kantornya ingin bersedekah makanan. Kalau sendiri mungkin akan terlihat sedikit, kalau dikumpulkan jelas akan lebih banyak. Dari situ ia pun mengajak warga Batam melalui media sosialnya untuk melakukan hal serupa. Namun, tidak perlu repot-repot membungkus nasi sendiri, cukup dengan Rp10.000-Rp12.000 rupiah mereka bisa turut sedekah nasi bungkus sesuai pilihan paket menunya. Tidak disangka, ternyata sambutan warganet terutama Batam sangat baik, bahkan beberapa media pun sempat meliput kegiatan inspiratifnya. Hingga kini, ia yang juga pemilik Waroong Comel rutin membagi-bagikan nasi setiap Jumat dalam program “Berbagi Berkah Jumat Barakah”.
![]() |
Heni Lesari dalam Koran Sindo |
Heni Lestari, inilah sosok hero zaman now menurut saya. Apa yang dilakukannya mungkin sudah jamak dilakukan oleh yang lain. Namun, darinya kita belajar arti berbagi, arti berkorban ya waktu ya tenaga ya uang. Dari sini juga kita tahu fenomena gunung es betapa masih banyak yang belum terjamah dan perlu uluran tangan kita.
Baca juga: Inilah Sosok Wanita Inspiratif di Balik Cheese Cake Panggang yang Kekinian
Hakikat Berbagi
Melihat apa yang kawan saya lakukan, tentu kita setuju akan ada banyak senyum bahagia dari mereka yang menerimanya. Berbagi itu sederhana, mudah, dan melembutkan hati.
![]() |
Berbagi ke Panti Asuhan Assyamil, Batam |
Berbagi itu … Bukan soal seberapa banyak yang bisa kita beri, tapi soal seberapa besar keikhlasan kita melakukannya. Sedikit berbagi tidak akan menjadikan kita lantas miskin. Namun kalau bisa banyak mengapa harus sedikit? Karena apa yang kita benih itulah yang akan kita tuai. Sejatinya berbagi (baca: bersedekah/berzakat) adalah bentuk investasi langsung dibawah kewenanganNya. Dalam ilmu matematika mungkin satu dikurang satu adalah nol, tapi tidak demikian dengan sedekah. Allah menjanjikan dalam QS.2:245 :
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat-ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”
Allah menjanjikan balasan yang besar bagi mereka yang ikhlas berbagi. Tentu rezeki bukan hanya soal uang, tetapi kesehatan, kerukunan, kesempatan, nama baik juga merupakan rezeki yang luar biasa.
Hidup bukan hanya tentang kita tetapi ada mereka yang butuh uluran tangan kita. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. …”
Adakah orang yang tidak ingin diringankan bebannya di hari yang sangat sulit tersebut? Bersyukurlah, dengan adanya mereka, mungkin dari sana terbentang jalan kita menuju surgaNya. Dengan mengetahui hakikat berbagi adalah sebetulnya untuk kebaikan kita sendiri, semoga semakin banyak yang melakukannya. Semakin banyak Heni-Heni lainnya.
Dompet Dhuafa Untuk Negeri
![]() |
Prestasi Dompet Dhuafa Melayani Umat |
Beruntung sekali, kini banyak kemudahan jalan berbagi, baik zakat, infak, sedekah, maupun wakaf, seperti kehadiran Dompet Dhuafa di tengah-tengah kita. Lembaga non-profit yang sudah berdiri sejak 1993 silam ini berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF.
Dompet Dhuafa hadir bak oese di tengah teriknya padang pasir. Membantu pemerintah, melayani masyrakat di hampir segala aspek kehidupan. Mulai dari kesehatan dengan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC)-nya, pendidikan, baik untuk siswa maupun tenaga pengajar, ekonomi dengan membentuk lapangan kerja dan pemberdayaan masyarakat agar mandiri secara finansial, hingga pengembangan sosial bersama para relawan membantu mereka yang tertimpa musibah.
Kita tahu Indonesia adalah negara kepulaun dan masih banyak kita jumpai gunung api yang aktif. Tanpa memandang suku, agama, ras, Dompet Dhuafa bergerak cepat memberi bantuan kepada saudara se-tanah-air yang tertimpa bencana alam, baik longsor, gempa bumi, banjir, hingga akibat erupsi gunung berapi.
Bahkan kepakan sayapnya tidak hanya di Indonesia namun kepeduliannya terhadap sesama saudara seiman turut dirasakan oleh mereka yang berada di Palestina, Rohingnya, Aleppo, dan masih banyak lainnya.
Bulan Kemanusiaan, Berbagi Berkah, Merangkul Asa
Di penghujung tahun 2017, nampaknya kesedihan masih mewarnai Saudara kita di sebagian pantai selatan Pulau Jawa. Gempa berkekuatan 7.3 SR mengguncang wilayah Tasikmalaya jumat malam (15/12/2017) lalu yang berpotensi tsunami.
Siapa yang tidak khawatir? Dinginnya malam, menjadi saksi keresahan mereka terutama warga pesisir selatan Tasikmalaya hingga ke Pangandaran.
Sebagian rumah rusak bahkan hancur. Salah satunya rumah Bu Dasti (62 tahun), rumah yang belum sempat rapi efek gempa sebelumnya kini justru kembali hancur, pun dengan sebab yang sama, gempa!
Atas nama kemanusiaan, Dompet Dhuafa menggelorakan semangat berbagi melalui program “Bulan Kemanusiaan; Berbagi Berkah, Merangkul Asa”.
Seperti yang dilakukannya terhadap korban gempa Tasik, Dompet Dhuafa turut memberikan bantuan seperti bersih-bersih lokasi yang terkena dampak gempa, hunian sementara seperti tenda dan assesment sosialisasi terhadap sekolah terdampak.
![]() |
Sumber Gambar : dompetdhuafa.org |
bawah atap yang terancam roboh. Saatnya menjadi solusi masalah sosial di
sekitar kita
Agaknya, tak ada waktu yang tepat untuk berbagi selain saat ini, selagi ruh masih di jasad, selagi jatung masih berdetak, selagi nafas masih bisa kita hirup dengan penuh kenyamanan.
Ingin menjadi bagian pahlawan kemanusiaan? Yuk, hubungi Dompet Dhuafa untuk kemudahan berdonasi.
Dompet Dhuafa Republika
Philanthropy Building
Jl. Warung Jati Barat No.14
Jakarta Selatan 12540, Indonesia
Ph : +62 21 7821292
Fax : +62 21 7821333
Kantor Layanan Ziswaf
Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok C 28-29
Jl. Ir. H. Juanda No. 50 Ciputat – 15419
Tangerang Selatan, Banten, Indonesia
Phone : +62 21 7416040 (Hunting)
Fax : +62 21 7416070
Call Center : +62 21 7416050
Email : layandonatur@dompetdhuafa.org
7 Comments. Leave new
Masya Allah.. Semoga mbak Henny dan keluarga dilimpahkan barokah atas apa yang dilakukannya.Aamiin..
Sungguh banyak sarana untuk kita berbagi.. Diantaranya lewat Dompet Dhuafa untuk berdonasi ..Insya Allah kepedulian kita bisa bermanfaat buat yang membutuhkannya
Aamiin…
Insya Allah mba kalau melalui lembaga seperti Dompet Dhuafa ini jadi bisa lebih tepat sasaran.
Ahmad Rifai itu kalau ga salah penulis buku juga ya bun. Saya pernah lihat beberapa buku tulisannya ��. Saya juga klo berbagi lbh suka berbagi lewat lembaga yang sudah dipercaya daripada seperti pengemis gitu. Soalnya sekarang banyak yang bohong T_T
Selalu salut dengan sosok perempuan penuh kepedulian seperti Mbak Heni. Sukses berkah juga tuk Mbak Dwi yang menginfokan tentang Dompet Dhuafa 🙂
Aamiin.. Doa yang sama untuk mba Tatiek 🙂
Berbagi itu indah ya maak
Suka deh kalau makin banyak yang perduli dengan masalah sosial. Duafa semakin banyak yang tertolong dan merasa dimanusiakan. Semoga menjadi amal kebaikan bagi MBK heni dan MBK Dwi aamiin