Rumah berantakan karena mainan anak? Hmm … Itu biasa. Kadang pengen ya meski punya anak kecil tapi rumah rapi kaya gambar di atas. Cumaaa, kayanya nggak mungkin juga karena fitrahnya anak balita ya bermain. Nih saking banyaknya mainan di rumah, rasa-rasanya lemari mainan si anak lebih besar dan lebih banyak dari pada ruang untuk menyimpan bajunya. Bagi saya dan suami, memang prinsip no-gadget pada anak itu berlaku banget. Makanya sebagai kompensasinya, bisa dibilang kami lebih royal dalam hal mainan anak. Mulai dari yang harga seribuan macam parasut-parasutan yang beli di abang-abang sampai Lego beraneka ukuran juga ada. Tapiiii ya itu, efeknya rumah gampang berantakan.
Apalagi sekarang urusan belanja-belanji termasuk beli mainan mudah banget. Tingal klak-klik klak-klik, jempol digoyang pesanan langsung datang diantar. Alhasil mainan makin numpuk aja di rumah. Hidup di zaman serba digital ini memang penuh kemudahan. Namun bagaimanapun kita harus tetap bijak memanfaatkan segala kecanggihan teknologi. terutama buat ibu-ibu sebagai manager keuangan rumah tangga.
Siapa sih yang nggak doyan sama gratisan, diskonan, bonus, cashback, dan semacamnya? Belanja di onlineshop itu solusi banget buat saya yang susah keluar-keluar rumah kalau bukan karena urusan yang jadi prioritas. Kebayang nggak sih asyiknya kalau ada mall online yang bisa menghadirkan seluruh marketplace dalam satu tempat? Dan terus nyatanya mall online itu benar adanya lho, Shopback namanya. Sudah pernah dengar kan?
Belanja di Shopback ini asyik banget. Selain banyak marketplace yang tergabung kaya La**da, b*ib*I, Toko**dia, dan lainnya juga ada fitur cashback yang bikin belanjaan jadi tambah murah. Misalnya kita belanja 240ribu, lalu kita dapatkan cashback 50.000 dari Shopback, jadi ibaratnya kita cuma bayar 190ribu. Buat ibu-ibu sih ini lumayan banget. Dan cashbacknya itu nantinya bisa diredeem masuk ke rekening kita, asyik kan? Jadi di manapun belanja, mau di La**da, toko**dia, b*ib*i, pokoknya pastikan masuknya dari Shopback supaya dapatin cashbacknya.
Daaaan, supaya mudah cari tahu serta dapatin cashbacknya, jangan lupa tambahkan extention cashback buddy di chrome/firefox/safari kalian. Bagaimana caranya? Gampang banget, tinggal klik di sini. Di zaman serba digital gini, kita harus pintar-pintar manfaatkan teknologi. Sayang banget kalau punya perangkat canggih tapi tidak maksimal dan masih mengandalkan cara konvensional dalam pemanfaatannya.
Wah jadi panjang deh kalau sudah bahas urusan potongan harga. Hihi … Lanjut. Kemudian teringatlah saya tulisan beberapa teman tentang review bukunya Marie Kondo yang berjudul “The Life Changing Magic of Tidying Up” isinya seputar seni merapikan barang. Soalnya mainan yang berserakan di mana-mana itu selain bikin berantakan juga menimbulkan kesulitan ketika suatu saat anak membutuhkan mainan yang diinginkan. Saya pun sedikit banyak mulai menerapkan prinsip-prinsip yang beliau tuangkan dalam bukunya. Nah berikut adalah beberapa tips yang mungkin bisa kita terapkan agar ruangan tetap tertata rapi dan anak happy dalam bermain:
1. Berbagi mainan itu indah
Anak-anak kalau lihat mainan itu bawaannya kaya Emak-Emak lihat baju atau kerudung baru. Pengennya beliiii aja, padahal sudah pernah punya. Alhasil di rumah numpuk. Padahal dari sekian banyak, anak-anak juga tidak memainkan semuanya, kadang untuk beberapa hari belakangan itu-itu terus yang dimainkan. Yang sudah lalu, ya teronggok begitu saja. Nah dari pada semakin menumpuk sementara tempat terbatas ada baiknya kan diberikan kepada yang membutuhkan, bisa kepada tetangga, rumah yatim, atau para korban bencana. Ini sekaligus mengajarkan kepada si anak gemar bersedekah. Namun sebelum melakukannya, pastikan anak paham arti berbagi dan jangan lupa tanyakan mana yang boleh dan tidak untuk diberikan kepada yang lain. Biarkan anak yang memilih dan memilah mana yang masih ingin dimainkan. Namun begitu, kita tetap bantu sortir ya, jangan sampai mainan rusak atau sudah jelek kita bagikan, kalau begini sih mending diperbaiki dulu atau dibuang saja.
“Wahai orang orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji. (Q.S al Baqarah 267).
Baca juga : Give More Expect Less
2. Libatkan anak dalam merapikan mainan
Kadang orang tua enggan melibatkan anak dalam merapikan mainan, karena apa? Menjadi lebih lama rapi karena ada pekerjaan tambahan mengajak, membujuk, dan mendidik. Padahal melibatkan anak dalam hal ini memiliki manfaat yang besar. Selain melatih tanggung jawab anak juga lebih yakin dan percaya diri karena ia tahu di mana ia menyimpan barangnya. Coba saja kita pura-pura lupa di mana menaruh mainan katakan saja Barbie, maka anak yang menyimpan sendiri akan mantap menjawab. Bisa saja dia mengatakan “di lemari paling bawah, aku tau kok, kan tadi aku yang naro”.
Kadang merapikan bersama anak memang memakan waktu lebih lama dan bisa saja Emak jadi makin geregetan karena banyak kerjaan menanti. Menurut salah satu pakar parenting, jawabannya adalah Sabar, namanya juga proses. Di mana ada proses, di situ ada progress. Kita sama-sama tengah menuju itu kok, kemandirian dan tanggung jawab.
3. Manfaatkan sudut ruang yang kosong
Adakah ruang-ruang tanggung di rumah yang mengisi sudut ruangan? Biasanya area bawah tangga atau sisi dinding yang asimetris menyisakan sedikit ruangan kosong. Hal ini bisa kita manfaatkan untuk menaruh mainan anak atau mungkin juga sepeda dan mobil-mobilannya. Agar terlihat tetap indah, ada baiknya diberikan penutup pada sisi ruang sisa ini.
4. Kelompokkan mainan si anak
Tujuan pengelompokkan ini agar anak lebih mudah mencari mainan yang diinginkan dan sekaligus menjadi media belajar baginya. Baiknya gunakan storage tertutup agar anak tidak mudah tergoda setiap kali melihat mainananya. Storage yang terbuka juga membuat mainan mudah tercecer dan pindah letak. Soal storage mainan ini jadi PR saya banget. Sudah beberapa kali beli namun masih merasa kurang efektif dalam penggunaanya karena ya itu tidak benar-benar disesuaikan dengan mainan yang ada. Kadang selagi ada diskon ya beli saja padahal tidak sesuai ukuran ruangan juga mainan.
Namun, yang terpenting dari itu semua, ada baiknya kita turunkan sedikit standar ekspektasi terhadap kerapian rumah bila memang memiliki anak kecil yang lagi aktif-aktifnya. Bila memang sudah lelah, istirahat sejenak pun tak masalah. Biarkan si kecil mengeksplorasi lebih rasa ingin tahunya. Prinsip saya, dari pada kecanduan gadget, sibuk dengan mainan jauh lebih baik. Mainan yang berantakan bisa dirapikan, tapi bila hati anak? Tentu kita semua harapkan anak-anak tumbuh dengan jiwa yang sehat dan kuat.
Tulisan ini tentu menjadi catatan juga buat kita dan saya khususnya, bagaimana menghadirkan kenyamanan dan sekaligus membentuk karakter anak yang bertanggung jawab ke depannya.❤
15 Comments. Leave new
Sukaa sama artikelnya. Nice share mbak. Bermanfaat banget.
kalau saya rutin setia beberapa bulan sekali sortir mainan anak-anak yang sudah rusak parah dibuang 😀 biar box mainannya bisa kosong lagi hehe
Seru kalau ngerapikan rumah sama dua bocah balita, ngajak ngerapikan setiap waktu. Hehehhe..
Thanks sharingnya ya. Bau-bau diskon apalagi baru gajian mah, buibu ngileeeer. Hihihi
Dapat ilmu lagi nih mbak coba dipraktekkan lagi
Duh keren ya mbak ada aplikasi yang berisi semua jenis marketplace dan ada diskonnya pulaa.. mantap
Alhamdulillah, anak-anak selalu saya ingatkan untuk merapikan kembali mainannya. Bukan apa-apa sih, beberapa kali kami hampir celaka gara2 terinjak mainan yang berserakan.
Kemajuan teknologi, memudahkan kita belanja. Apalagi kl ada cash backnya. Emak-emak mana yg ga jatuh cinta.
Bener tipsnya mb, anaku dah mulai gerah kalo liat ruangan berantakan,hehe.
Daku cocok banget ama tips tips nya. Apalagi di bagian menurunkan standart kebersihan��. Btw baru denger niy tentang shopback san cashback buddy. Sepertinya harus segera dicoba ��
Hehehe… Namanya juga anak-anak ya. Mainan udah dirapikan juga akan berantakan lagi. Hahaha… Yg penting udah berusaha dan selalu mengajarkan kepada mereka untuk merapikan usai bermain. Itu aja sih
Saya ngerasain banget, nih. Si kecil, 2 tahun, sedang hobi bikin berantakan isi rumah 🙂
Gapp sih saya, krn tandanya dia aktif bnget. Tapi bener sih 4 tips di atas. Yg no.4 blm optimal juga sih saya lakukan.
Btw shopback emang bikin ngiler, apalagi tanggal muda gini 🙂
Wah shopback…ada diskon kesukaan emak-emak nih…hehe…Btw rumah berantakan pertanda ada penghuninya si krucil2…klu rmh rapi suatu saat pasti kngen suasana kapal pecah…hege…thx infonya mb Dwi, bermanfaat…
Anak-anakku sudah mulai besar, 7 dan 9 tahun, jadi mainannya tinggal bricks saja dan animal creatures Dino sekeluarga. Cuma dua jenis tapi buanyaaak … Alhamdulillah, udah pada beresin mainan sendiri, sih. Mamanya galak. Beresin atau kasih orang! Huahahaha
Duh ini kogh aku banget, maenan numpuk lalu bikin berantakan rumah huhu. Setuju deh buat libatkan anak dalam beresin mainan. Supaya emak gk jadi serigala mulu ngerjain kerjaan yg itu lagi itu lagi 😀
Maaf mbak, salfok sama jempol digoyang haha 🙂