Sebelum corona mewabah di Indonesia, aku sempat mengikuti kajian dr. Aisha Dahlan, CHt. Temanya sih seputar bahasa kasih pasangan, namun penjelasannya lengkap sekali sampai ke perihal senyum yang ditinjau dari sisi medis.
Bahwasanya ketika kita tersenyum ada 4 hormon bahagia yang terstimulus, yakni Serotonin, Oksitosin, Endorfin, dan Dopamin. Efek hormon bahagia ini adalah selain membangkitkan mood, menenangkan, juga dapat mengurangi stres serta dapat mengendalikan rasa sakit. Itu sebabnya ketika kita sedang bahagia, kita jadi punya energi lebih untuk melakukan hal-hal yang biasanya dianggap melelahkan.
Sebagai contoh seorang ibu rumah tangga yang biasanya mengeluh capek karena banyaknya pekerjaan domestik. Namun karena mendapat kabar gembira bahwa sang suami mendapat mendapat promosi jabatan dan gajinya naik dua kali lipat, hati ibu jadi berbunga-bunga bahkan rela menghabiskan waktunya untuk memasak makanan yang lezat sebagai wujud syukur.
Begitu pun sebaliknya, ketika cemberut justru hormon stres yang keluar, yaitu Adrenalin dan Cortisol. Efeknya bagi tubuh adalah tekanan darah meningkat, otot menegang. Maka ada hal kecil saja yang tak disuka bisa makin menyulut emosi atau perasaan, istilahnya mudah marah. Pada tubuh sendiri kadang jadi timbul keluhan fisik seperti otot kaku, perut tak nyaman, hingga kepala pusing.
Faktanya, banyak penelitian memaparkan bahwa tersenyum memiliki banyak efek positif bagi kesehatan, termasuk menaikkan mood dan rasa bahagia.
Bagaimana cara kerja senyum pada tubuh?
Senyum akan mengaktifkan pelepasan neuropeptida untuk menghilangkan stres. Neuropeptida adalah molekul kecil yang menjadi perantara antar sel saraf agar dapat berkomunikasi.
Tak hanya stres, neuropeptida juga menjadi jembatan akan emosi yang tengah dirasakan. Melalui neuropeptida tersebut, semua organ tubuh menjadi tahu jika terjadi perubahan suasana hati, apakah sedih, takut, marah, atau bahagia.
Lalu, senyum yang bagaimanakah yang dapat menstimulus keluarnya hormon bahagia?
Duchenne Smile, yaitu senyuman yang melibatkan otot pipi dan mata. Otot pipi atau musculus zigomatic mayor akan menarik ujung mulut ke arah atas dan memperlihatkan deretan gigi depan. Sementara otot mata atau musculus orbicularis oculi akan menarik pipi ke atas sehingga mata menyipit.
Jadi pastikan bentuk senyum kita harus melengkung ke atas sama tinggi. Maksudnya sudut bibir kanan dan kiri tingginya harus sama saat tersenyum. Mengapa? Karena manfaat tersenyum tak akan bekerja kalau hanya satu sudut bibir yang terangkat, hehe… Paham kan?
Bahkan menurut dr. Aisyah Dahlan lakukan senyum tersebut minimal 7 detik. Mengapa? Karena sinyal yang dihasilkan dari senyuman hingga menghasilkan hormon bahagia di otak membutuhkan waktu 7 detik. Beliau juga menyarankan teknik ini bagus dilakukan setiap pagi untuk meningkatkan mood kita seharian.
Jadi, bahagia dulu atau senyum dulu?
Pertanyaan ini agak tricky sih. Kalau syarat bahagia berada pada hal-hal di luar diri kita, ya susah. Namun, bila syarat bahagia itu sederhana. Sesederhana kita dapat bernafas dengan nyaman, jantung memomoa dengan kekuatan yang cukup dam teratur, kaki dapat melangkah dengan ringan, mata berkedip, maka dengan otomatis rasa syukur tersebut akan melahirkan senyuman. Dengan begini, jadi terbentuk lingkaran kebahagian.
Sementara buat mereka yang sedang gundah gulana, resah, sedih, maka memaksakan diri tersenyum patut dicoba. Senyum lah dengan teknik duchenne selama 7 detik agar dapat memancing tubuh untuk memperbaiki mood. Apalagi ditambah afirmasi positif dan jurnal syukur.
Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, apalagi di masa pandemi seperti ini. Tersenyum menjadi salah satu self-healing yang baik untuk meredakan segala kesedihan, kecemasan/kekhawatiran, bahkan kemarahan.
Kebaikan Senyum itu Menular
Bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga baik bagi orang lain karena senyum itu menular. Ketika kita melempar senyum pada orang lain, biasanya orang tersebut akan membalas senyum pada kita. Tanpa disadari ternyata apa yang kita lakukan tersebut telah membantu orang lain dalam memperbaiki bahkan meningkatkan moodnya. Dengan senyuman kita juga dapat meningkatkan hubungan sosial yang lebih baik. Hmm… Apalagi bila dilakukan kepada suami/istri, anak, dan orang tua, ya.
Kecantikan Alami dari Senyuman
Secantik-cantiknya wanita atau siapa pun itu bila ia cemberut tetap saja kurang sedap dipandang. Ini mengapa bila difoto kebanyakan dari kita selalu mengeluarkan ekspresi tersenyum karena memang ekspresi ini melahirkan kecantikan alami. Siapapun akan lebih senang berbicara pada orang yang ramah dan murah senyum.
Tersenyum itu Perkuat Sistem Imun
Kondisi psikologis yang stabil dapat membuat seseorang lebih tahan terhadap negative input yang diterima dari luar. Untuk dapat memiliki ketahanan psikologis yang baik tersebut kita perlu melakukan upaya-upaya yang mendukung menguatnya sistem imun, salah satunya dengan tersenyum. Sudah terbukti kan bahwa senyuman mampu mengeluarkan beragam hormon bahagia. Seperti serotonin yang berperan sebagai antidepresan alami. Itu sebabnya tersenyum juga dapat mengurangi stres.
Senyum Bagi Kesehatan Spiritual
Tidak hanya membuat bahagia tapi juga banyak manfaat kesehatan lainnya dari tersenyum, ditambah nilai pahala yang kita raih karena mengikuti salah satu sunah Rasulullah Saw.
Senyum merupakan sedekah
Sedekah tak harus dengan harta, ternyata hal-hal sederhana seperti tersenyum juga bernilai pahala.
Senyummu di depan saudaramu, adalah sedekah bagimu” (Sahih, H.R. Tirmidzi no 1956).
Maha baik Allah, dengan begini siapapun bisa bersedekah.
Kamu tidak akan mampu berbuat baik kepada semua manusia denga hartamu, maka hendaknya kebaikanmu sampai kepada mereka dengan keceriaan (pada) wajahmu.” (H.R. al-Hakim (1/212)
Raih kebajikan melalui senyuman
Tak ada balasan kebaikan, selain kebaikan pula. Melakukan kebaikan pun dalam islam sungguh mudah, hanya dengan tersenyum pada saudara kita sudah bernilai pahala.
Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri”. (H.R. Muslim no 2626).
Menjalankan sunnah
Sudah diteliti ataupun belum mengenai manfaat tersenyum, mengimani Rasulullah Saw beserta kitabnya adalah suatu kewajiban bagi kita umat muslim. Yakin selalu ada kebaikan di dalamnya. Apalagi telah diteliti dan banyak manfaatnya, baik bagi kesehatan fisik, mental, dan spiritual. Semoga ini menambah keimanan (pada Allah Swt) yang sudah ada pada diri kita, ya.
Rasulullah tidak pernah melihatku sejak aku masuk islam, kecuali beliau tersenyum”. (Sahih, H.R. Bukhari no. 250)
Sudahkah Tersenyum Hari Ini?
Tersenyum memang memiliki segudang manfaat. Namun perlu diperhatikan sebagai muslimah kita juga perlu menundukkan pandangan. Artinya kita tidak bisa asal tersenyumpada non-mahram, khawatir terjadi fitnah karena bisikan syaitan dan hawa nafsu.
Namun dari itu semua, sudahkah kita tersenyum pada diri kita hari ini? Karena bagaimanapun kita sangat pantas mendapatkan senyuman tulus dari diri sendiri. Berkaca, tersenyum 7 detik, dan terima kasih lah karena jiwa raga ini banyak sekali membantu kegiatan kita sehari-hari. Semoga kebahagiaan senantiasa meliputi hari-hari kita.
4 Comments. Leave new
Ketika kita tersenyum itu rasanya inner beauty keluar alami ya Mbak hehe, mau jadi ibu yg murah senyum ah, terutama sama anak2 n suami
Bahagia dulu, jika hati tidak bahagia akan sulit tersenyum. Senyum akan nampak berbeda jika hati sedang tidak bahagia.
Wahh, jadi kunci bahagia adalah senyuman ya Mbak. Duuh jadi diingatkan juga pelajaran ttg hormon. Hehe
Kalau menurut saya sih bahagia dulu mba, karena bahagia dari hati, kalo senyum bisa dibuat-buat
Banyak orang yang bisa menyembunyikan kesusahan dan kesedihannya dengan senyuman tapi kalau orang yang sudah bahagia nggak ada lagi tuh kepura-puraan