Pada hari Jum’at minggu lalu yayi berniat menjemur ambul, karena badan ambul ini basah terkena susu. Awalnya ingin menjemur di depan rumah tapi sayangnya sinar matahari tidak cukup terang karena terhalang tembok Giant Karang Tengah. Dibawalah ambul beserta kardusnya ke samping rumah yang sudah dirubuhkan. Pukul 10.00 pagi yayi baru teringat bahwa tadi menjemur ambul. Ya ampuuunnnn. Ternyata setelah kami lihat ambul hilang mungkin dibawa pemulung karena ingin mengambil kardusnya. Huks.. Huks.. Aline, aku, papap, dan mba Desi pun merasa sedih, kaget akan berita tersebut. Bagaimana ga, ambul yang kita sayang-sayang sejak kelahirannya kini hilang, mana buta. Huu sedih banget, semoga pemulung tersebut juga iba terhadap ambul. Karena ga percaya dan masih berharap ambul ada di sekitar situ kami mencari lagi. Kami lihat di selokan, di pot tidak ada juga. Hiks.. hiks.. mana besok mesi pulang, bisa stres lagi lagi tahu anaknya ga ada.. huuu.. pokonya nangis deh..
Si papap pun masih penasaran akhirnya mencari lagi daaaaaaannn Alhamdulillah AMBUL KETEMUUUUU.. Si papap menemukan bersama mba Nas di belakang sofa rongsok. Sepertinya si pemulung juga ga tega, soalnya pas ketemu masih ada alas yang kami berikan serta tissue di atasnya. Syukurlah.. Kata si papap, ambul sepertinya ketakutan karena sebelumnya ga ada suara tapi begitu tissuenya diangkat dia nangis. Huuu.. Setelah ketemu kamipun merawatnya kembali seperti hari-hari sebelumnya.
Keesokan harinya mesi siap dijemput. Dan Alinepun membuat drama karena ingin ikut. Ya amppun plis sayang papap kan naik motor sama onty belum nanti bawa mesi, Aline mau duduk dimana? Setelah dibujuk akhirnya Aline mau menunggu mesi di rumah.
Aah senangnya mesi datang. Artinya tugas menyusui ambul sudah pindah ke ibunya. Mesipun bergegas menemui anaknya, mencium-ciumnya, tapi ko… lho…lho..lho.. ko dia pergi. Ternyata kata mba Desi emang begitu kalo bayi kucing sudah bau tangan dia ga akan mau.
Karena di hari itu juga bidan yang bekerja di rumah yayi mudik ditambah ada pasen lahiran yayi yang gawat akhirnya yayi kurang fokus ke ambul. Ambulpun akhirnya menghela nafas terakhirnya tanpa kami ketahui. Selamat jalan ambul. Dan kini tinggal mesi seekor diri. Kembali bersama kami. Ingin rasanya memandikan ia agar bersih. Ya.. Nanti saat lepas jahitan post sc kami berniat mau sekalian memandikan ia.
“Menulis bagiku adalah berbagi dengan cara menuangkan rasa yang ada. Rasa yang tercipta dalam dada, dalam penglihatan, dalam pendengaran, dalam penciuman, dalam sentuhan. Dengan membaca kamu menjadi tahu akan dunia, tapi dengan menulis kamu akan dikenal dunia”