Selama saya bekerja di Puskesmas (((dulu))), demam adalah salah satu keluhan tersering yang saya terima dari sekian buanyak pasien yang datang. Ada yang baru sehari, ada yang sudah seminggu, ada yang sudah kejang baru datang. Sebetulnya bagaimana sih penanganan demam yang tepat pada anak?
Demam itu apa ya?
Dalam dunia kedokteran demam dikenal juga dengan istilah febris. Demam atau febris adalah peningkatan suhu tubuh manusia di atas normal. Normalnya suhu tubuh manusia berkisar antara 36.5-37.5 Derajat Celcius (DC). Nah di atas 37.5 DC ini sudah masuk kategori demam.
Di mana mengukur suhunya?
Jadi tentu saja kita harus memiliki termometer agar tahu dengan persis berapa suhunya. Jangan andalkan pemeriksaan dengan perabaan tangan untuk mengukur suhu ya, tetap harus kita kroscek dengan termometer. Ada empat lokasi pengukuran suhu tubuh manusia yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Oral/mulut
Pengukuran dilakukan di dalam mulut tepatnya di bawah lidah karena daerah ini banyak terdapat mukosa.
2. Rektal/anus
Hasil pengukuran suhu di rektal memang lebih reliable namun kurang nyaman dilakukan.
3. Aksila/ketiak
Pengukuran suhu di aksila memiliki beberapa keuntungan, antara lain: aman, bersih dan mudah dilakukan. Namun juga memiliki beberapa kekurangan yaitu kurang akurat karena diletakkan di luar tubuh. Pastikan saat mengukur suhu di aksila, termometer langsung dihimpit pada lipatan ketiak dan tidak terhalang oleh baju.
4. Otik/telinga.
Kalau ini cara yang sering saya lakukan karena cepat dan mudah.
Kebanyakan masyarakat kita memilih area oral, aksila, dan otik karena memang mudah pengerjaannya dan hasilnya pun cukup akurat. Ada beberapa termometer yang bisa kita gunakan, mulai dari:
1. Termometer raksa; namun kini sudah mulai dilarang penggunaannya mengingat efek dari merkuri yang membahayakan
2. Termometer digital; jenis ini umum digunakan karena selain mudah, harganya juga terjangkau. Ingat, jangan gunakan temometer ini pada mulut dan anus bersamaan. Sebaiknya miliki dua termometer dan beri label mana yang untung mulut dan anus.
3. Termometer telinga; jenis ini menggunakan infrared pada ujungnya, harganya di atas rata-rata. Cara penggunaannya mudah, tekan tombol on/off dan arahkan ujung termometer pada permukaan lubang telinga, jangan terlalu dalam ataupun terlalu jauh. Pastikan telinga anak sedang tidak infeksi.
4. Termometer dahi; cara kerjanya mirip dengan termometer telinga yaitu menggunakan sinar infrared.
5. Termometer empeng; biasanya untuk bayi namun hasilnya juga tak begitu akurat karena biasanya anak/bayi sulit menahan posisi untuk beberapa saat.
Mengapa bisa demam?
Salah satu tanda kebesaran Allah Swt dalam penciptaan tubuh manusia adalah sistem termoregulasi (pengaturan suhu). Suhu tubuh kita diatur oleh mekanisme susunan saraf, biokimia, dan hormonal dengan pusat pengaturannya yang berada di otak tepatnya di hipotalamus anterior.
Suhu tubuh yang normal sangat diperlukan demi kelancaran aliran darah dan menjaga agar reaksi kimia tubuh dapat berjalan dengan baik. Namun adakalanya tubuh perlu meningkatkan suhu sebagai respon dan bentuk pertahanan tubuh dari mikroorganisme yang masuk. Jadi sebetulnya demam bukanlah penyakit melainkan gejala yang menyertai suatu penyakit.
Berawal dari adanya mikroorganisme patogen (virus, bakteri, parasit) yang masuk dalam tubuh dan menginvasi jaringan. Mikroorganisme tersebut kemudian mengeluarkan toksin yang mengakibat kan jaringan meradang sehingga timbullah inflamasi. Akibatnya tubuh pun mengeluarkan alat-alat pertahanannya yaitu monosit, makrofag, dan sel kuppfer untuk melawan/memakan (fagositosis) mikroorganisme serta jaringan yang telah terinflamasi tersebut. Dan si alat-alat pertahanan tersebut juga akan mengeluarkan toksin atau Pirogen Endogen (IL-1, IL-6, TNF alfa dan IFN) yang bekerja pada termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan pasokan termostat.
Hipotalamus telah memiliki set point untuk suhu tubuh kita yaitu di kisaran 37 DC. Sebetulnya demam ini menguntungkan karena tubuh tengah berupaya melawan infeksi dengan caranya sendiri. Namun, kenaikan suhu yang terlalu tinggi (di atas 38.5 DC) dapat menyebabkan seseorang merasa tak nyaman, aliran darah cepat, jumlah darah untuk mengaliri organ vital (jantung, paru-paru, otak) bertambah sehingga aliran darah ke ekstremitas (kaki dan tangan) dikurangi, akibatnya ujung kaki/tangan teraba dingin.
Nah supaya tubuh tidak semakin panas, maka kita harus mengeluarkan panas ini, bagaimana caranya? Dulu waktu kecil saya suka menyerupt teh manis panas kala pagi. Kata ibu saya, kalau mau cepat adem, tuang di pisin. Saya pun melakukannya dan yeap tidak butuh waktu lama teh yang semula panas berangsur mulai hangat dan kemudian menjadi adem. Mengapa? Karena permukaan penguapan menjadi lebih lebar sehingga derajat panas teh bisa cepat turun. Begitu pun dengan tubuh kita, namun tubuh kita kan tidak bisa melebar jadi apa yang bisa dilakukan?
Yang bisa kita lakukan adalah berdoa… hehe ya lah… berdoa saat sakit itu insya Allah mustajab. Oke-oke setelah berdoa lalu apa? Jangan lupa afirmasi positif supaya tubuh mengaktifkan sel-sel agar pulih dan bekerja optimal. Setelah itu kita upayakan tubuh untuk mendinginkan dirinya dengan cara bantu lebarkan pori-pori serta otot pembuluh darah atau istilahnya vasodilatasi. Makanya saya kalau anak lagi demam dan sudah keringetan rasanya lebih tenang karena panas tubunya sedang keluar. Namun begitu supaya tidak dehidrasi kita harus banyak minum air putih. Air putih ini juga bermanfaat untuk menurunkan panas tubuh.
Tak hanya itu bantu kondisi eksternal agar tercipta suasana hangat, mengapa? Susana yang dingin akan membuat pori-pori dan pembuluh darah mengecil akibatnya panas tertahan di dalam tubuh dan timbullah menggigil. Maka matikan AC/kipas angin, pakaikan selimut, kaos kaki, serta baju longgar yang menyerap keringat.
Selanjutnya, minumkan obat penurun panas, boleh paracetamol, boleh ibuprofen namun ibuprofen kurang baik untuk penderita maag, jadi bila ingin berikan ibuprofen baiknya setelah makan.
Berikut saya berikan dosis paracetamol dan ibuprofen agar ibu-ibu bisa berikan sendiri obatnya ya:
Parasetamol : 10 mg/kgbb (kilogram berat badan) berikan tiap 6 jam.
Contoh: Ada seorang anak berusia 6 tahun dengan berat badan 20 kg, mengalami demam sejak 1 hari yang lalu. Maka dosis paracetamol yang bisa diberikan padanya adalah 10 mgx20kg yaitu 200mg. Biasanya dalam sebuah obat sirup sediaan yang tersedia adalah 120mg/5ml setara dengan 1 sendok obat. Maka kalau yang dibutuhkan 200mg, jangan berikan 1 sendok obat karena kurang. Jadi berikan saja 1.5 sendok obat, kan kelebihan? Gak apa apa kalau cuma sedikit karena paracetamol ini range dosis terapetiknya cukup lebar.
Jadi penting untuk memperhatikan kemasan berapa mg kandungan paracetamol tiap sendok obatnya.
Kapan harus menemui dokter?
Apakah demam kondisi yang membahayakan? Bisa ya bisa juga tidak. Saya akan bahas dulu kondisi-kondisi di mana orang tua harus meminta perhatian medis kala anaknya demam:
1. Bayi di bawah 6 bulan
2. Demam di atas 40 DC
3. Kejang
4. Tampak sangat sakit, lemah, dan sulit bangun
5. Leher kaku, sakit kepala, ruam kemerahan, muntah-muntah, atau diare
6. Demam tidak berubah lebih dari 2 hari
7. Nyeri perut
8. Sulit bernafas
9. Menangis terus-menerus atau lebih rewel dari biasanya.
Bila orangtua, menemui anak atau juga orang dewasa dengan salah satu atau beberapa kondisi di atas baiknya segera temui dokter.
Apakah perlu antibiotik?
Demam yang disebabkan oleh virus biasanya bersifat self-limiting disease atau dapat sembuh sendiri, meski begitu tetap berikan banyak cairan serta banyak istirahat. Jangan terburu-buru memberikan antibiotik! Penggunaan antibiotik yang tak rasional/serampangan dapat menyebabkan resistensi. Maksudnya serampangan? Tidak melihat penyebab dan tidak menuntaskan pemakaian antibiotik.
Antibiotik biasanya tidak diperlukan bila demam baru berlangsung bahkan hingga 2 atau 3 hari. Namun bila sudah lebih dari 3 hari dan demam tak kunjung turun, carilah pertolongan medis. Dokter biasanya menyarankan pemeriksaan laboratorium atau bila sudah jelas penyebabnya misal bakteri, maka dokter akan memberikan antibiotik.
10 Hal tentang Demam
Ingat, yang penting jangan panik ketika anak atau anggota keluarga yang lain demam. Demam adalah bukti tubuh sedang berusaha melawan “benda asing”. Selalu sedia termometer di rumah, demam adalah bila suhu tubuh di atas 37.5 DC. Awasi tanda-tanda dehidrasi, mulut dan kulit kering, lemah, rasa melayang, urine sedikit atau berwana kuning tua. Ketika demam berikan banyak cairan terutama air putih. Bila masih bayi, maka susui sesering mungkin. Beri kenyamanan pada anak, misal anak tidak mau makan nasi dan minta roti, berikan roti. Anak yang demam boleh mandi, mandilah dengan air hangat, jaga ruangan agar tidak terlalu dingin maupun panas, kenakan baju yang longgar. Obat penurun panas seperti paracetamol bisa diberikan untuk memberi kenyamanan pada anak saat suhu di atas 38 DC. Awasi tanda darurat, yaitu demam tinggi lebih dari 3 hari, demam di atas 40 DC yang tidak turun dengan obat, ada tanda dehidrasi, serta demam dengan gejala penyakit lain. Jika ada salah satu tanda darurat, segera temui dokter.
Semoga pembahasan seputar demam ini mencerahkan ya. Bila ada pertanyaan dan atau request artikel selanjutnya seputar kesehatan boleh di kolom komen yaaa … Stay healthy stay happy!
23 Comments. Leave new
paling takut kalau anak demam gak turun2
Komplit sekali ,mbak informasinya. Terimakasih, sudah membantu emak-emak panikan macam saya.
Wah, pantas efek paracet ke anak saya masih kurang. Rupanya saya kurang teliti dalam takarannya. Terlalu sedikit.
Ohh kompresnya pake air hangat bun? Seringnya pake aer dingin malah suka pake es batu kalo demam. Hmm baru tau bun. Makasi infonya bun
Bunda Dwi kayaknya Bunda Dwi juga bagus nih kalau bikin blog lagi dengan niche kesehatan. Mantap itu soalnya sesuai dengan kompetensi dan pengalaman bunda Dwi ��
Para ibu memang gampang panik kalau anak demam, tapi kalau sudah dilengkapi dengan pengetahuan diatas pasti gak gitu lagi deh. Bagus artikelnya Mbak memberi pencerahan ��
Ahhhh ini aku banget mba. Kemarin di kecil demam hingga 39,5 naik turun, bolak balik ke lab cek darah. Hasilnya oke, tapi demam gak mau pergi hingga hari ke 9. Sampe anaknya muntah dan bab plus gak mau makan minum akhirnya dirawatlah. Baru semalam di rs langsung turun demamnya, kata DSA kemungkinan infeksi saluran cerna huhhuhu. Gak nahan pas disuntik bolakbalik ����
Biasanya saya panikan kalau anak terkena panas demam, tapi setelah tahu cara yang benar untuk menangani anak yang terkena panas demam, saya jadi lebih tenang, lebih paham apa yang harus dilakukan. Bermanfaat sekali sharingnya mom.
Nice info, Bu Dok.
Alhamdulillah, selama ini si kecil dan kakaknya demamnya yang biasa saja. Dalam artian, dua tiga hari sembuh sendiri. Dikasih paracetamol juga, sih. Ada panik2nya juga walopun sedikit tahu bahwa demam yg 'ringan' tidak berbahaya. Namanya anak sakit sih ya 🙂
Next pembahasan boleh dong request topik batuk berdahak pada anak. Soalnya anak kecil blm bisa ngeluarin dahaknya, biasanya sih via muntah. Kasihan sih kalau muntah terus.
Atau boleh juga tentang pembahasan 'penguapan' pada anak. Indikasinya spt apa saat anak harus 'diuap'?
Baarakallahu fiik. Terima kasih ilmunya 🙂
Mbak infonya komplit banget, aku suka khawatir kalau anak demam waktu itu juga pernah demam 37.5° gak terlalu tinggi tapi anak aku kejang sekarang aku selalu sedia paracetamol dirumah
Waaah, lengkap banget mba informasinya.
Dulu aku kira demam itu penyakit, ternyata bukan, ya. Beruntung tau setelah punya anak, jadi nggak salah penanganan saat anak demam.
Jadi ingat pas si bayi 3-4 bulan demam n aku parno bgt, ksh bngung kudu ngapain, huhu tp skrg alhamdulillah dpt banyak ilmu dr buibu jd ga secemas dlu,keep calm tp tetap memantau ya mom
Aku panik ketika anakku demma udah lebih dari 3 hari, mba. Dan teryata memang kena DBD :(. Smoga anak anak selalu sehat ya mba. Aamiinn
Anak demam itu suka bikin ortu (terutama ibu) jadi kehilangan kontrol karena panik. Tapi kalo udah tahu informasi seputar demam, biasanya enggak panikan lagi. Terimakasih sharingnya, mba Dwi..
Bu Dokter Dwi aku padamuuuu
Ini infonya lengkap sekali
Paling syediih kalau anak lagi demam. Apalagi musim DBD begini.Memang sih anakku sudah pada gede…cuma jadi bingung kalau demma terus enggak ada batpil juga. Hiks
Terima kasih ulasannya.
Sering-sering nulis kesehatan gini dong, ditunggu ya..#request 🙂
Demam yg pastinya gk nyan banget mbak, kita dewasa aja berasa berat banget buat nhapa2in kl lagi demam, gimana dengan anak2 ya mbak. Kl anak demam mesti cepat ditangani
Kalau aku saat anak demam biasanya hanya memantau lewat termometer dulu, yang penting dirumah selalu sedia obat penurun panas anak. Biasanya aku dalam 2 hari tidak ada perubahan baru deh bawa ke dokter.
Aku sekarang pakainya termometer digital mbak dwi, lebih cepat diketahui, leboh nyaman juga buat anak-anak. Tinggal pijit dalam jarak deket aja udah ketahuan suhunya berapa.
Aku kadang heran, anak-anak pada demam tapi mereka tetap aktifitas normal loh, pas malem aja baru agak iwil
Artikel yang sangat mencerahkan banget ini mbak. Makasih ya.. jadi nambah ilmu nih buat mengatasi anak demam.
Baca artiknya jadi nambah pengetahuan, mulai macam-macam termometer sampai cara menangani demam. Penjelasannya juga mudah dipahami oleh orang awam. Thanks for sharing.
Alhamdulillah makasih ilmunya bun. Saya juga selalu sedia termometer. Biasanya kalau anak demam dibawah 38 masih ampuh diibati dengan hanya pijit minyak telon. Tapi kalau lebih di atas itu dan rewel banget, ya ke dokter.
demam pada anak memang suka bikin ketar ketir. takut inilah takut itulah. makanya sekarang saya selalu siapin obat penurun panas kalau di rumah
jujurnya aku agak takut kalo anak demam. krn 2 anakku pernah kejang2 pas bayi saat demam. ini turunan ga? krn aku sendiri pas bayi sering kejang. trakhir ankku kejang pas kita lg road trip dr banda aceh ke medan. dia kejang pas kita lg ngelewatin hutan pula. tp alhamdulillah pas lg panik gitu, adekku ttp mikir dingin, dan dia trus bawa mobil, sampe akhirnya ada rumah kecil, dan ternyata itu rumah bidan. pertolongan pertamanya dari dia. bersyukur banget aku wkt itu.
sejak itu tiap anak2 panas, aku lgs ksh penurun demm mba. selalu sedia penurun demam yg masuk dr dubur juga. skr sih udh umur 6 &3 thn ke atas anak2, ga prnh lagi demam sampe kejang. cm tetep aja, aku masih agak trauma kalo inget itu..
Bu dokter.. ulasanya sangat membumi. tdk di awang2… aku yg sesama dokter merasa tercerahkan. tetep semangat menulis dg gaya bu dokter yang bagus ini. two tumb up buat buat dr. dwi